Harga emas menguat membalik pelemahan setelah penundaan Brexit minggu ini
Harga emas menguat membalik pelemahan setelah penundaan Brexit minggu ini
Harga emas rebound menguat pada perdagangna sesi Asia di hari Jumat, setelah sebelumnya melemah akibat isu yang berkembang seputar persetujuan Brexit.
Jeda yang berlangsung pada kelanjutan pembicaraan Brexit memberikan sedikit dorongan pada safe-haven emas untuk mengambil keuntungan pada perdagangan hari ini.
Emas secara global mundur pada hari Kamis setelah berada pada tingkat tertingginya di atas $ 1.300 per ounce untuk hari ketiga berturut-turut setelah anggota parlemen Inggris menolak meninggalkan Uni Eropa tanpa kesepakatan.
Dengan berkurangnya ketidakpastian langsung dan ketegangan atas Brexit, emas berjangka untuk pengiriman April turun $ 14,20, atau 1%, pada $ 1.295,10 per ons di divisi Comex New York Mercantile Exchange. Logam telah mencapai harga puncak dua minggu dari $ 1,310.35 di minggu ini.
Spot gold, mencerminkan perdagangan emas batangan, turun $ 12,09, atau sekitar 1%, menjadi $ 1,296.96, setelah mencapai harga tertinggi dua minggu di $ 1,310.43.
Penurunan emas juga terjadi karena investor mengalihkan perhatian mereka ke dolar dalam korelasi terbalik antara keduanya.
Harg emas tertinggi sepanjang perdagangan tahun ini hanya di bawah $ 1.350, dicapai pada 20 Februari.
Harga paladium naik untuk hari ketiga berturut-turut, menegaskan kembali posisinya sebagai logam termahal di dunia. Harga spot paladium naik $ 3,60, atau 0,2%, menjadi 1.554,70 per ounce.
Sterling datar pada perdagangan meskipun parlemen Inggris menunda Brexit
Poundsterling tidak banyak bergerak pada perdagangan hari Jumat, setelah sebelumnya mengalami pelemahan akibat parlemen Inggris yang meminta menunda Brexit pada bulan ini.
Pasangan GBP / USD diperdagangkan pada $ 1,3248 selama proses pemungutan suara.
Banyak yang mengharapkan anggota parlemen di Brussels untuk memberikan penundaan sebentar kepada Inggris di Brexit, tetapi pasar tetap waspada bahwa Uni Eropa dapat memberikan penolakan ke perpanjangan tersebut. Para pemimpin UE akan bertemu pada 21 Maret untuk membahas apakah akan memberikan perpanjangan Brexit kepada Inggris.
Lamanya perpanjangan dan persyaratan, yang dilampirkan oleh UE akan menentukan respons pasar untuk perdagangan mata uang Sterling.
Menjelang KTT Uni Eropa, Perdana Menteri Theresa May mengatakan dia akan melakukan upaya lanjutan untuk mendapatkan kesepakatan penarikan melalui parlemen dalam pemungutan suara. Kesepakatan penarikan May digagalkan parlemen pada awal pekan ini dan pada pemungutan suara pada Januari.
Pemungutan suara untuk menunda Brexit datang sehari setelah anggota parlemen memilih untuk menolak Brexit tanpa kesepakatan dalam keadaan apa pun.
Menjelang pemungutan suara terakhir, anggota parlemen memilih untuk menolak serangkaian amandemen, yang sorotannya adalah amandemen MP Buruh Hilary Benn, yang akan memungkinkan anggota parlemen mengajukan opsi Brexit alternatif, untuk mengambil kendali proses Brexit.
Amandemen MP Buruh Lucy Powell, yang menetapkan bahwa Pasal 50 seharusnya hanya diperpanjang sampai 30 Juni mendatang. Sementara amandemen MP Independen Grup Sarah Wollaston, yang menyerukan perpanjangan Pasal 50 untuk memungkinkan referendum lain berlangsung.
Harga minyak mentah datar pada perdagangan di tengah minimnya dorongan data
Harga minyak mentah berjangka tidak banyak berubah pada perdagangan pasar Asia di hari Jumat, di tengah minimnya data ekonomi yang mendukung harga komoditas global.
Minyak mentah berjangka AS naik untuk hari keempat berturut-turut, mendapatkan momentum reli penguatan hingga sebesar 2% sesi sebelumnya, yang terjadi karena peningkatan data permintaan-penawaran AS yang dirilis oleh pemerintah.
Kenaikan pada harga minyak masih terbatas karena produsen yang membatasi kembali pasokan minyaknya setelah West Texas Intermediate melewati batas harga $ 58 per barel.
Sementara sebagai patokan minyak global Brent jatuh, menunjukkan hambatan terhadap reli minyak yang banyak dikatakan masih menentang pelemahan data ekonomi global, terutama dari Tiongkok dan Eropa.
WTI naik 35 sen, atau 0,6%, pada $ 58,61 per barel, mencapai tingkat tertinggi baru untuk tahun 2019 di $ 58,74. WIT mencatatkan kenaikan berturut sepanjang perdagangan minggu ini, menempatkan patokan minyak mentah AS di trek ke kenaikan mingguan lebih dari 4%.
Sementara Brent, turun 39 sen, atau 0,6%, menjadi $ 67,16. Tapi tetap pada jalurnya untuk mendapatkan kenaikan hingga sebesar 2,4% pada minggu ini.
EIA mengejutkan pasar pada perdagangan minggu ini dengan mengatakan bahwa persediaan minyak mentah AS turun 3,86 juta barel dalam sepekan hingga 8 Maret dibandingkan dengan perkiraan untuk kenaikan cadangan 2,66 juta.
Data ini dan lainnya telah menambahkan dukungan ke pasar selain dari pengurangan produksi agresif oleh OPEC yang telah memberi WTI keuntungan hampir 30% pada tahun ini.
OPEC pada minggu ini melanjutkan pengurangan produksi untuk awal tahun ini, mengatakan dalam laporan bulanannya bahwa permintaan minyak mentah tahun 2019 kemungkinan akan berada pada kisaran 30,46 juta barel per hari, atau sekitar 130.000 barel per hari kurang dari perkiraan semula.
Meskipun sentimen positif terus berlangsung mendukung harga minyak, analis memperingatkan bahwa dinding pasokan minyak mentah baru bisa menghantam pasar dalam beberapa bulan mendatang karena WTI diperdagangkan di atas $ 58 per barel.
Meskipun sentimen bullish, beberapa memperingatkan bahwa dinding pasokan minyak mentah baru bisa menghantam pasar dalam beberapa bulan mendatang karena WTI di atas $ 58 per barel terlalu menarik bagi produsen untuk dilewatkan.
EIA telah mengurangi ekspektasi langsung untuk output produksi AS, tetap pada perkiraannya bahwa pasar minyak akan tetap kelebihan pasokan sekitar 400.000 barel per hari pada tahun 2019.