Minyak menguat tajam terdorong penurunan pasokan global

 Minyak menguat tajam terdorong penurunan pasokan global

 Minyak menguat tajam terdorong penurunan pasokan global

Harga minyak mentah melonjak tajam pada perdagangan pasar Asia di hari Senin, terbantu oleh kondisi geopolitik yang membaik sehingga meredakan kekahwatiran investor akan harga barang komoditas.

WTI yang diperdagangkan di New York tercatat naik 24 sen, atau 0,4%, pada 64 per barel. Sementara minyak Brent di London naik 38 sen, atau 0,5%, menjadi $ 72.

Pada minggu lalu minyak WTI naik 0,8% sementara Brent naik 1,7% untuk tingkat tahunan, tolok ukur minyak AS menunjukkan kenaikan 41% terhadap kenaikan 34% untuk rekan dagang nya Inggris.

Minyak mentah sebelumnya terus melemah pada minggu lalu, sebelum akhirnya mendapatkan kembali penguatannya pada perdagangan akhir pekan di tengah liburan Jumat Agung.

Keringanan sanksi AS terhadap Iran pada beberapa minggu terakhir membantu minyak untuk rally ke posisi tertingginya pada pembukaan perdagangan minggu ini. Kelanjutan kondisi geopolitik AS diperkirakan akan mempengaruhi pergerakan minyak untuk jangka waktu dekat.

Pasar juga akan terus memantau apakah Arab Saudi akan mengumumkan penangguhan atau kemudahan pemotongan produksi sebelum keputusan 2 Mei tentang sanksi AS terhadap Iran.

Para analis mengatakan, semakin banyak konsesi yang dibuat Saudi pada pengurangan produksi dan President Trump yang cenderung akan memberikan keringanan kepada importir minyak Iran akan menaikan harga pada pasar global.

Saudi dan AS memiliki sejarah kerja sama selama puluhan tahun dalam mengekang produksi dan perdagangan minyak Iran. Saudi mengalami perseteruan selama puluhan tahun dengan Iran yang secara ironis dianggap sebagai salah satu anggota OPEC yang paling penting dengan jumlah produksi yang besar.

Sementara bagi Trump, itu akan menjadi perpanjangan dari misinya untuk menghukum rezim Rouhani, yang ia tuduh mennggunakan terror untuk mendapatkan kesepakatan yang tidak patut dari Presiden Barack Obama untuk mengekspor minyaknya dengan imbalan pembatasan pada program nuklirnya.

Di lain tempat stok minyak pada pasar global juga menurun akibat sanksi AS terhadap Venezuela yang berakibat penutupan produksi minak di tengah perang saudara.

 

Euro menguat terhadap Dolar pada pembukaan pasar Asia hari Senin

Mata uang Eropa mengawali perdagangan minggu ini dengan lebih kuat terhadap Dolar AS, setelah sebelumnya menutup perdagangan minggu lalu dengan pelemahan.

Euro sedikit lebih tinggi terhadap dolar pada pagi hari ini, dengan EUR / USD dibuka naik 0,15% menjadi 1,1245, setelah jatuh ke level terendah mingguan, tertekan oleh data PMI zona Eropa yang lemah.

Di lain tempat perdagangan Dolar sedikit berubah terhadap yen dan pound pada pembukaan pasar.

Pada minggu ini pasar perdagangan masih akan terpengaruh dari set data makro ekonomi AS yang diharapkan akan dapat menunjukkan perekonomian yang lebih stabil.

Data akhir pekan lalu menunjukkan penyempitan tak terduga pada defisit perdagangan AS bulan Februari dan rebound dalam data penjualan ritel bulan Maret yang memperkuat harapan bahwa ekonomi akan mendapatkan kembali momentum setelah penurunan awal tahun ini.

Laporan data perumahan AS, Core durable orders dan sentimen konsumen juga akan dipantau ketat untuk memperkirakan pergerakan pasar dalam jangka waktu dekat.

Selain set data makro ekonomi AS, pertemuan bank sentral di Jepang dan Kanada pada minggu ini juga ditunggu oleh pasar untuk wawasan baru dari pembuat kebijakan tentang prospek ekonomi global.

Peristiwa geopolitik juga akan tetap menjadi fokus menjelang pertemuan puncak antara Presiden Donald Trump dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. Mereka akan mengadakan pembicaraan tentang perdagangan AS-Jepang dan upaya untuk menahan program nuklir Korea Utara.

Dolar AS sebelumnya mengakhiri perdagangan minggu lalu dengan penguatan hampir terhadap seluruh mata uang utama perdagangan lainnya, di tengah pasar yang tutup untuk libur Jumat Agung.

Indeks dolar tercatat pada kisaran 97.290 yang merupakan level tertinggi sejak 11 Maret.

Permintaan untuk greenback terus didukung setelah data minggu lalu menunjukkan bahwa penjualan ritel AS tumbuh pada laju terkuat mereka dalam satu setengah tahun pada bulan Maret.

 

Emas bergerak melemah pada perdagangan awal minggu ini

Emas berjangka kembali diperdagangkan melemah pada awal pasar Asia di hari Senin, membalik kenaikan yang terjadi pada perdagangan minggu lalu.

Kekhawatiran perekonomian global yang terjadi pada akhir pekan lalu membantu emas untuk kembali mendapatkan permintaannya pada pasar perdagangan, namun berlum berhasil mendorong harga kembali ke kisaran $ 1.300.

Emas batangan dan emas naik sedikit dari posisi terendah pada pembukaan perdagangan pagi hari tadi, karena angka manufaktur dari Eropa yang kembali meningkatkan kekhawatiran tentang pertumbuhan di blok ekonomi terbesar di dunia tersebut. Namun penguatan masih terbasar oleh kenaikan kembali data penjualan ritel AS.

Harga spot gold yang mencerminkan perdagangan dalam bullion, naik 20 sen menjadi $ 1.274,24 per ounce pada awal perdagangan pagi ini.

Emas berjangka untuk pengiriman Juni, diperdagangkan di divisi Comex New York Mercantile Exchange, terpantau turun tipis sekitar 80 sen, atau 0,1%, pada $ 1.276 per ounce.

Harga emas sebelumnya mencatatkan tingkat terendahnya pada kisaran $ 1.250 di minggu lalu, beberapa analis melihat kemungkinan harga akan berada di bawah $ 1.200. Namun berbanding terbalik dengan itu, Capital Economics yang berbasis di London, memperkirakan harga emas akan berada pada $ 1.400 sebelum akhir 2019, melihat kemungkinan penghindaran risiko akan kembali ke pasar global dan mendorong permintaan safe-haven emas.

Di lain tempat perdagangan logam lainnya, Palladium mencatatkan kenaikan ada akhir pekan lalu dengan kembali diperdagangkan pada $ 1.4000. Spot paladium naik $ 25,80, pada $ 1,421.35 per ounce.