Dolar melanjutkan penguatan terdorong data perumahan AS yang menguat

24 Apr

Dolar melanjutkan penguatan terdorong data perumahan AS yang menguat

Dolar melanjutkan penguatan terdorong data perumahan AS yang menguat

Dolar menguat hampir terhadap mata uang utama lainnya pada hari Rabu, melanjutkan kenaikan yang terjadi pada sesi perdagangan sebelumnya.

Namun pada perdagangan pagi hari ini, Dolar AS mendapat kenaikan tajam terhadap Aussie setelah pada pagi hari tadi data makro ekonomi Australia dirilis lebih rendah dari perkiraan.

AUD / USD turun tajam hingga 0,39% pada pagi hari ini menjadi $ 0,7037.

Sebelumnya greenback sempat menguat di sesi sebelumnya setelah data penjualan rumah melonjak ke tingkat tertinggi tahunan, menunjukkan ketahanan pada pasar perumahan AS setelah data pada bulan lalu menunjukkan penurunan.

Departemen Perdagangan mengatakan penjualan rumah baru naik 4,5% ke tingkat tahunan yang disesuaikan secara musiman 692.000 unit bulan lalu, level tertinggi sejak November 2017. Itu jauh di atas perkiraan para ekonom untuk penurunan menjadi 647.000 unit.

Kenaikan penjualan rumah terjadi di tengah kinerja yang lebih baik di sebagian negara bagian selatan AS dan juga kecenderungan pengurangan bunga hipotek yang mempercepat migrasi penduduk.

Indeks dolar AS pada pagi hari ini turun sekitar 0,11% menjadi 97,09. Indeks telah mencatatkan kenaikan sebesar 0,5% sejauh ini pada bulan April dan 1,66% untuk tahun ini setelah kenaikan 4,3% pada tahun 2018.

Kenaikan pada Dolar AS juga terbantu oleh pelemahan pada Euro dan Sterling pada perdagangan.

GBP / USD turun 0,32% menjadi $ 1,2935 karena kecemasan terkait Brexit yang berlanjut dengan sedikit tanda terobosan dalam pembicaraan antara Perdana Menteri Inggris Theresa May dan pemimpin oposisi Jeremy Corbyn. Sementara pasangan EUR / USD turun 0,39% menjadi $ 1,1211.

Pasangan safe-haven USD / JPY naik tipis sekitar 0,11% menjadi Y111.86, pergerakan turun masih terbatas karena risiko perdagangan yang menyebabkan permintaan terbatas untuk safe-haven yen.

USD / CAD naik 0,71% menjadi C $ 1,3434 menjelang keputusan kebijakan moneter Bank Kanada. Bank sentral diperkirakan akan membiarkan suku bunga tidak berubah di 1,75%.

 

Emas masih melemah pada perdagangan di tengah data ekonomi AS yang kuat

Harga emas masih terus melemah pada perdagangan hari Rabu di tengah data ekonomi dari AS yang menguat yang menurunkan permintaan untuk logam emas.

Set data pendapatan yang lebih baik dari perkiraan dan juga data perumahan yang rebound di Amerika Serikat mendukung sentimen risiko dan investor memilih untuk ekuitas.

Emas berjangka untuk pengiriman Juni di divisi Comex New York Mercantile Exchange turun $ 7,59, atau 0,6%, pada $ 1.269,65 per troy ounce.

Dalam perdagangan logam lainnya, perak berjangka kehilangan 1,6% pada $ 14,783 per troy ounce.

Sementara itu Palladium futures naik 0,1% menjadi $ 1,371.70 per ounce, di lain tempat logam platinum diperdagangkan turun 0,8% pada $ 895,10.

 

Harga minyak sedikit melemah namun masih berada pada kisaran tertinggi

Minyak mentah diperdagangkan sedikit lebih lemah pada hari Rabu, namun masih berada pada kisaran tertingginya pada perdagangan setelah rally penguatan yang terjadi awal minggu ini.

Minyak mentah West Texas Intermediate yang diperdagangkan di New York turun tipis sekiar 60 sen, atau 1,1%, menjadi $ 66,30 per barel. Reli 3% pada awal mingu ini diperpanjang oleh keputusan Trump untuk tidak memperbarui keringanan sanksi bagi importir minyak Iran.

Brent yang diperdagangkan di London bergerak turun 47 sen, atau 0,63%, menjadi $ 74,51 per barel.

Minyak WTI telah naik sebesar 46% sepanjang tahun ini, sementara Brent naik 38,5%. Bensin berjangka telah melonjak bahkan lebih, sebesar 59%. Rata-rata nasional untuk bensin AS adalah $ 2,849 per gallon naik 25,7% pada tahun ini.

Sekarang setelah Trump melaksanakan rencananya untuk membawa ekspor minyak Iran ke nol, ia mengharapkan anggota OPEC +, yang termasuk Rusia, untuk dengan cepat membalikkan pengurangan produksi mereka, serta mengganti barel yang hilang dari Iran dan sumber lain seperti Venezuela dan Libya.

Menteri Energi Saudi Khalid al-Falih mengatakan bahwa pihaknya akan bekerja untuk memastikan ketersediaan pasokan minyak dan kurangnya ketidakseimbangan pasar setelah berakhirnya keringanan sanksi AS terhadap Iran.