Minyak anjlok setelah komentar Trump mengenai pasokan global minyak

Minyak anjlok setelah komentar Trump mengenai pasokan global minyak

Minyak anjlok setelah komentar Trump mengenai pasokan global minyak

Harga minyak anjlok pada perdagangan hari Selasa, mencatatkan pelemahan harian terbesarnya untuk perdagangan pada minggu ini.

Di tengah persiapan untuk pembicaraan nuklir dengan pemimpin Korea Utara, Presiden Trump mengatakan bahwa harga minyak terlalu tinggi dan OPEC harus berupaya menurunkannya. Komentar tersebut mengirim pasar minyak mentah jatuh lebih dari 3%.

Minyak Brent yang diperdagangkan di London turun $ 2,40, atau 3,6%, pada $ 64,85 per barel, setelah mencapai harga tertinggi pada $ 67,72 minggu lalu. Penurunan minggu ini adalah yang terbesar dalam sehari untuk Brent sejak 27 Desember, ketika kehilangan 4,2%.

Minyak mentah West Texas Intermediate yang diperdagangkan di New York ditutup turun $ 1,78, atau 3,1%, menjadi $ 55,05 per barel. Ini telah naik hampir 9% selama dua minggu terakhir, mencapai harga tertinggi tiga bulanan pada $ 57,81.

Tahun lalu, Trump menjalankan kampanye Gedung Putih yang tidak resmi terhadap minyak yang mahal dengan komentarnya karena kekhawatiran pasokan jangka pendek dari sanksi AS terhadap ekspor minyak Iran dan pengurangan produksi oleh OPEC dan Rusia mendorong WTI ke hampir $ 77 per barel dan Brent di atas $ 86.

Aliansi OPEC + memutuskan pada musim panas lalu untuk menunda pengurangan produksinya dan meningkatkan pasokan untuk menenangkan pasar yang tampak khawatir tentang pemulihan ekonomi AS yang lambat dan dampak harga yang tinggi pada pemilihan jangka menengah November lalu.

Tetapi tepat setelah pengurangan produksi berhenti, presiden secara tak terduga menyetujui keringanan sanksi ekspor Iran, memicu kekhawatiran kelebihan pasokan. Akibatnya, baik WTI dan Brent kehilangan sekitar 40%.

OPEC + memutuskan pada awal Desember untuk menetapkan kembali pengurangan produksi mulai Januari, bersamaan dengan sanksi AS terhadap minyak Venezuela, harga minyak mentah telah memantul kembali lebih dari 20% sepanjang tahun ini.

Likuiditas juga merupakan masalah bagi kenaikan pasar, dengan banyak peserta yang pergi untuk konferensi Pekan Minyak Internasional di London.

 

Dolar terus melemah karena harapan kemajuan dagang AS dan China

Dolar terus bergerak melemah pada perdagangan sesi Asia di hari Selasa karena kesepakatan perdagangan antara AS dan China yang meningkatkan minat pasar untuk asset beresiko.

Pasar ekuitas dan mata uang pasar berkembang terus menjadi pilihan pada perdagangan.

Indeks dolar AS pada perdagangan pagi hari ini terpantau turun 0,08% menjadi 96,28.

Mata uang dari negera berkembang mengalami kenaikannya pada perdagangan mencapai tingkat tertinggi mingguan terhadap dolar karena beberapa kenaikan pada asset safe haven dalam beberapa minggu terakhir.

Pada hari Minggu Presiden AS Donald Trump mencatatkan bahwa ia akan mendorong kembali batas waktu hingga 1 Maret untuk tarif baru pada impor China senilai $ 200 miliar, dan bertemu dengan Presiden Cina Xi Jinping di Florida untuk menyimpulkan pembicaraan.

Berita itu meningkatkan harapan bahwa keduanya akan menandatangani kesepakatan perdagangan sesegera mungkin, meskipun kantor berita resmi China Xinhua dan yang lainnya memperingatkan bahwa masih ada perbedaan pendapat antara kedua pihak.

Dolar menurun terhadap yen yang dipandang sebagai asset safe-haven, dengan pasangan mata uang USD / JPY turun tipis 0,12% menjadi 110,95.

Di tempat lain, euro naik karena dolar yang lebih lemah, pasangan EUR / USD naik tipis 0,03% menjadi 1,1357. Semetara itu Pound Inggris sedikit lebih tinggi, tetapi masih dalam pola holding karena proses politik yang mengatur Brexit terus mengkhawatirkan pasar. Perdana Menteri Inggris Theresa May telah mendorong kembali pemungutan suara berikutnya pada perjanjian penarikan yang sebelumnya gagal mendapatkan persetujuan pada parlemen.

 

Emas datar pada pasar Asia karena pasar menunggu rilis data makro ekonomi

Harga emas datar pada pasar Asia di hari Selasa karena minimnya data makro ekonomi yang memberikan dampak besar terhadap safe-haven emas di perdagangan.

Spot gold, yang mencerminkan perdagangan bullion fisik, turun 2 sen menjadi $ 1,328.14 per ounce. Sementara itu di Comex, Emas berjangka untuk April ditutup turun $ 3,30, atau 0,3%, pada $ 1,329.50 per ounce.

Emas sedikit melemah saat Trump mengumumkan bahwa ia akan menunda pengenaan tarif lebih banyak pada impor China di luar batas waktu 1 Maret mendatang. Presiden Trump juga mengatakan dia merencanakan pertemuan akhirnya dengan Presiden China Xi Jinping untuk menyimpulkan kesepakatan.

Akan tetapi, kantor berita pemerintah China Xinhua memperingatkan bahwa mungkin akan ada ketidakpastian baru untuk menemukan resolusi bagi perang dagang yang berkepanjangan antara kedua negara.

Harga emas juga berkonsolidasi menjelang pidato dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell di hadapan panel Kongres yang akan menawarkan pandangan sekilas dari bank sentral mengenai suku bunga untuk tahun ini di tengah perubahan ekonomi global.

Sementara itu di lain tempat, Palladium mencapai rekor tertinggi untuk kedua kalinya dalam seminggu terakhir karena ancaman pemogokan di tambang Afrika Selatan. Dorongan yang lebih tinggi memperluas premi paladium terhadap emas.

Harga spot paladium naik $ 39,05, atau 2,6%, pada 1.538,05 per ons, setelah mencapai $ 1.539,70 sebelumnya, dengan mudah melampaui harga tertinggi sebelumnya di $ 1,506.65.

Futures paladium terpantau naik hingga $ 34,40, atau 2,4%, pada $ 1,494.50 per ounce di divisi Comex New York Mercantile Exchange.

Palladium, yang membantu memurnikan emisi mesin bensin dan berfungsi sebagai katalis untuk menjalankannya, telah melonjak lebih dari 80% nilainya sejak pertengahan Agustus karena menyusutnya hasil tambang di Afrika Selatan.

Write a Reply or Comment