Dolar diperdagangkan lebih rendah menjelang pertemuan Federal Reserve
Dolar diperdagangkan lebih rendah menjelang pertemuan Federal Reserve
Dolar AS terus melemah terhadap mata uang utama lainnya pada perdagangan hari Selasa, setelah data ekonomi menunjukkan laju inflasi AS yang tidak begitu membaik memperkuat ekspektasi bahwa Federal Reserve akan mempertahan suku bunga Fed tidak berubah pada pertemuan minggu ini.
Pada perdagangan pagi hari ini, Indeks Dolar AS terpantau turun 0,12% menjadi 97,60.
Tingkatan inflasi Federal Reserve pada saat ini mencakup indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), melambat menjadi 1,8% dalam 12 bulan terakhir, meleset dari estimasi ekonom untuk kenaikan 1,7%.
Data inflasi lebih lanjut semakin meyakinkan pasar untuk melihat seberapa yakin pejabat Federal Reserve dalam menetapkan kebijakan moneter yang lebih ketat di perdagangan tahun ini.
Data pengeluaran konsumen, yang menyumbang lebih dari dua pertiga aktivitas ekonomi AS, naik 0,9% bulan lalu.
Dua data makro ekonomi AS tersebut rilis menjelang pertemuan dua hari Komite Pasar Terbuka Federal, yang diharapkan menghasilkan keputusan untuk mempertahankan suku bunga tidak berubah.
FOMC, badan pembuat keputusan The Fed, saat ini menargetkan suku bunga di 2,25% hingga 2,5%. Tetapi banyak perhatian akan berpusat pada konferensi pers Ketua Fed Jerome Powell setelah keputusan suku bunga diumumkan.
Greenback terus mendapatkan tekanan pada perdagangan diperburuk oleh rebound yang terjadi pada mata uang Eropa setelah data ekonomi yang membaik pada kawasan tersebut.
Pasangan mata uang EUR / USD naik 0,27% menjadi $ 1,1180. GBP / USD naik 0,12% menjadi $ 1,2935 di tengah laporan pembicaraan lintas partai antara anggota parlemen AS tentang Brexit.
USD / JPY diperdagangkan turun 0,18% menjadi Y111.57 karena sentimen risiko perdagangan yang mempengaruhi tingkat permintaan untuk safe-haven. Sementara USD / CAD turun 0,06% menjadi C $ 1,3445.
Emas rebound pada hari Selasa di tengah rally pelemahan greenback
Harga emas diperdagangkan lebih tinggi pada pasar perdagangan Asia di hari Selasa, di tengah rally penurunan yang terjadi pada greenback menjelang pertemuan Federal Reserve minggu ini.
Data PDB menimbulkan pertanyaan tentang seberapa besar kekuatan ekonomi aktual Amerika Serikat, karena angka pertumbuhan sebagian besar didorong oleh faktor sementara seperti defisit perdagangan yang lebih kecil dan akumulasi terbesar barang dagangan yang tidak terjual.
Emas terus menguat sejak pembukaan perdagangan minggu ini meskipun pembacaan laporan kuartalan AS minggu lalu menunjukkan penguatna pada produk domestic bruto AS yang memicu rally pada pasar ekuitas.
Pergerakan harga kembali mendekati $ 1.300 per ounce, sebelumnya harga emas berjangka dan emas turun masing-masing sekitar setengah persen pada awal minggu ini karena data menunjukkan data ekonomi AS yang menguat sehingga meningkatkan risiko di pasar ekuitas dan menurunkan tingkat permintaan untuk emas.
Harga spot gold yang mencerminkan perdagangan dalam bullion, turun $ 6,54, atau 0,5%, pada $ 1,279.47 per ounce. Emas berjangka untuk pengiriman Juni yang diperdagangkan di divisi Comex New York Mercantile Exchange, masih tercatat turun $ 7,30, atau 0,6%, pada $ 1.281,50 per ounce.
Sementara pada perdagangan logam lainnya, Palladium jatuh hampir 7%, melesat tajam di bawah $ 1.400 ini memangkas kenaikan kontrak Juni untuk bulan ini dari 7,86% menjadi 1,5%.
Paladium spot turun $ 100,20, atau 6,9%, menjadi $ 1,356.65 per ounce. Logam katalis diperdagangkan sekitar $ 300 di atas emas pada awal Maret sebelum memotong selisih tersebut menjadi sekitar $ 100 atau kurang belakangan ini.
Selain keputusan Fed di minggu ini, pasar emas juga akan dipengaruhi oleh data tentang PMI manufaktur & non-manufaktur China, pesanan pabrik AS dan angka pekerjaan bulanan AS.
Harga minyak menutup rally pelemahannya pada perdagangan pasar Asia hari Selasa
Minyak mentah diperdagangkan stabil pada pasar Asia di hari Selasa, menutup rally penurunan yang sebelumnya terjadi di tengah ketidakpastian geopolitik pada perdagangan.
Beberapa kejadian politik pada minggu ini mempengaruhi pergerakan harga komoditas, pertama, Presiden Donald Trump menolak untuk mengizinkan keringanan sanksi lagi terhadap minyak Iran. Trump juga meminta OPEC untuk menurunkan harga bensin. Sementara, pemimpin Rusia Vladimir Putin terus menekan Saudi untuk tidak mengikari kesepakatan pengurangan produksi bersama.
Rusia juga mengatakan kepada China, bahwa negaranya memiliki kapasitas tambahan untuk memasok keperluan di China yang sebelumnya mengambil minyak dari iran. Sebagian besar pengurangan produksi OPEC tahun ini disumbangkan oleh Arab Saudi dan sekutu non-OPEC Rusia.
Harga minyak mentah bergerak melemah setelah pernyataan Trump bahwa OPEC berada di sisinya untuk harga gas yang lebih rendah, naik hanya sedikit setelah sinyal yang bertentangan dari tiga pemain utama pasar – Amerika Serikat, Arab Saudi dan Rusia.
Minyak West Texas Intermediate yang diperdagangkan di New York, patokan minyak mentah AS, naik 20 sen, atau 0,3%, menjadi $ 63,50 per barel. Namun masih lebih rendah sebesar 3% untuk aksi jual terbesar dalam satu hari sejak 25 Februari pada Jumat lalu. Sebelumnya harga WTI mencapai tertinggi di atas $ 65 pada perdagangan tahun ini.
Brent yang diperdagangkan di London sebagai patokan untuk minyak mentah global, turun 18 sen, atau 0,3%, menjadi $ 71,45. Brent turun 3% pada perdagangan minggu lalu dan kemudian menguat di atas $ 75 awal pekan ini.