Mata uang Asia menguat hari Selasa ditengah peningkatan optimisme suku bunga AS
Sebagian besar mata uang Asia menguat pada hari Selasa di tengah meningkatnya keyakinan bahwa Federal Reserve akan menahan menaikkan suku bunga, yang pada gilirannya menempatkan Dolar pada level terendah dalam tiga bulan.
Namun, kenaikan sebagian besar mata uang regional terbatas karena para pedagang masih waspada menjelang serangkaian data ekonomi penting minggu ini. Indeks harga PCE yang menjadi acuan data pengukur inflasi pilihan The Fed – akan menjadi fokus utama minggu ini.
Yen Jepang termasuk di antara mata uang yang berkinerja lebih baik hari ini, naik 0,3% karena para pedagang bertaruh bahwa Bank of Japan akan beralih dari sikap ultra-dovishnya pada tahun 2024. Data inflasi Jepang yang kaku yang dirilis minggu lalu memperkuat gagasan ini.
Meredanya ketakutan terhadap The Fed membantu yen pulih lebih jauh dari level 150. Fokus saat ini tertuju pada produksi industri dan data penjualan ritel dari Jepang, yang akan dirilis akhir pekan ini.
Di lain tempat, Gubernur Reserve Bank of Australia Michele Bullock memperingatkan bahwa inflasi Australia mengikuti tren global, dan bank tersebut perlu berhati-hati dalam menaikkan suku bunga lebih lanjut.
Dolar berada pada level terendah 3 bulan di tengah spekulasi tidak adanya lagi kenaikan suku bunga Fed
Indeks dolar dan indeks dolar berjangka turun sedikit di perdagangan Asia, memperpanjang kerugian semalam setelah merosot ke posisi terendah tiga bulan pada awal minggu.
Greenback terpukul oleh meningkatnya spekulasi bahwa The Fed tidak akan menaikkan suku bunga lagi, dan kemungkinan akan mulai memangkas suku bunga pada tahun 2024.
Namun pasar kini menunggu isyarat ekonomi lebih lanjut untuk mengukur kapan The Fed dapat mulai melonggarkan kebijakannya. Selain data PCE, pembacaan indeks manajer pembelian (PMI) AS untuk bulan November juga akan dirilis minggu ini, begitu pula dengan revisi pembacaan PDB kuartal ketiga.
Tanda-tanda ketahanan perekonomian AS kemungkinan akan memberikan ruang bagi The Fed untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam jangka waktu lebih lama. Namun hal sebaliknya bisa terjadi jika data menunjukkan perekonomian melambat lebih cepat dari perkiraan.
Pasar Asia sebagian besar sensitif terhadap arah suku bunga AS, dan kemungkinan akan melihat lebih banyak keuntungan karena prospek kebijakan The Fed yang tidak terlalu hawkish.
Fokus minggu ini adalah pada pembacaan PMI untuk bulan November, yang akan dirilis pada hari Kamis. Data tersebut diperkirakan akan terus menunjukkan pelemahan dalam aktivitas bisnis setelah serangkaian data yang mengecewakan di bulan Oktober.